Everything :)

Senin, 11 Juni 2012

Cerpen : Tinggal Kenangan



“Sedih wajar saja. Setiap orang pernah mengalaminya, dan jangan sampai kesedihan itu berlarut ya”
Wah, kata-kata ini sering sekali aku dengarkan, dan paling sering diucapkan terutama salah satu sahabatku, Fiona, pernah mengatakannya kepadaku ketika aku bersedih. Aku ingat sekali. Pada saat itu cuaca mendung dan hujan turun sangat deras. Air hujan diluar membasahi dedaunan, pepohonan,dan halaman rumahku, tiba-tiba saja, aku bengong , melamun ,dan tak sadar, air mataku jatuh berlinang membasahi pipiku sama persis dengan air hujan diluar rumahku. “Huft, entah kenapa? Aku seperti ini, mungkin ada guratan kekecewaan yang menyayati hati, tapi sudahlah.” Kataku dalam hati.
Handphoneku berdering keras, aku berusaha menutup telinga, tapi lama kelamaan, handphone itu makin keras berbunyi, ya, aku coba tarik handphoneku yang ku letak diatas meja,ku lihat nama Fiona. Aku pun mengangkatnya.
“Hei, kenapa? Gue lagi sedih ni” kataku curhat dengan isak tangis yang pilu.
“Loh,kenapa,Gina? Kan udah 3 hari yang lalu,ayo semangat sayang, ya udahlah, jangan kamu pikirkan lagi, tiap orang pernah mengalaminya, dan jangan sampai kesedihan itu berlarut sayang, sibukkan dirimu dengan kegiatan yang bermanfaat daripada bengong, lebih baik buat cerpen yang belum kamu selesaikan” kata Fiona sambil menasehati dan mengingatiku.
“Iya deh, benar juga, aku jadi lupa, huft”
“Udah ya, jangan dipikirin lagi, masih banyak koq yang lebih care dan perhatian dari dia. Kamu jangan sedih lah, wake up! Dunia belum berakhir tauu” kata Fiona menyemangati kegalauanku
“Hahaha, iyaa,iyaa, kamu bisa aja”
“Udah dulu ya, aku mau tidur siang dulu ni, ngantuk bangett, dah dulu yaaa, see you, jangan sedih lagi”
“Iya Mami, gak akan sedih lagi,janji tekewer-kewer dehh,see u,muachhh”
“Waduhh,iya dehh,see u”
Walaupun percakapan itu sangat singkat, Fiona bisa mengobati kesedihanku, akhirnya, aku kembali tersenyum seperti biasa dan menyibukkan diriku untuk menyelesaikan cerpen yang tersimpan dinetbook hitam kesayanganku, aku ingat cerpen itu harus kukirimkan secepatnya dan harus sampai ke redaksi lewat majalah ternama idola remaja “NANO magazine” yang terbengkalai selama 1 minggu. Aduh, lama banget, tapi keyakinan dan ketekunan untuk menyelesaikannya,akhirnya, cerpenku bisa selesai  pada hari Selasa. Jam 15.00,kebetulan hari itu juga, tanggal 15 Mei 2012. Amazing !
Cerpen ku yang berjudul “Cinta Naomi di Ujung Tanduk”, ku kirimkan saja, lewat email yahoo dan send to ke alamat email majalah “NANO magazine” .
Eh…Iiii… eng, aku kirim saja dan tak butuh waktu lama, aku mengirim file cerpenku secepat kilat. “Yeh, sukses. Mudah-mudahan ni cerpen bisa tampil di majalah kesayanganku,aminn” harapku komat-kamit.
***
                Air hujan pun berhenti, pukul 15.45. Matahari dikala sore hari itu mulai menampakkan dirinya di tengah-tengah awan putih. Sore itu, aku keluar rumah dan berjalan-jalan menikmati suasana sore. Walaupun jalanan basah dan hawa dingin masih saja terasa sampai menembus kulitku. Aku tidak terlalu peduli. Aku tetap saja berjalan.Wushh, orang yang tak ku kenal dan mengenakan kaos berwarna hitam menabrak badanku dari belakang. Dia tampak tergesa-gesa dan berlari sangat kencang. Lalu,doarrr… Emosiku memuncak. Aku berkoar saja “Aduh, kalo jalan liat-liat donk”, kataku marah bin kesel. Dia tak peduli. Tetap ia berlari secepat sonic. Dari kejauhan, aku melihat ada 5 orang pemuda mengejar sesuatu. Salah satu dari ke 5 orang pemuda itu,ada seorang yang ku kenal, gak salah lagi,pasti itu. Bang Saleh, tetangga di sebelah rumahku. Bang Saleh berhenti dan menyapaku. Sementara keempat orang tadi, sibuk mengejar.
“Gina, tadi liet gak? anak cowok pake kaos item lari” tanya Bang Saleh dengan nafas ngos-ngosan.
“Wah, cowok tadi, liat Bang Saleh”. Jawabku singkat dengan wajah polos.
“Ya ampun Gina, kenapa gak dicegat? anak itu udah copet duit Bang Saleh” Kata Bang Saleh kesal denganku.
“What? Maafin aku Bang. Mumpung belum jauh, yukk, aku bantu”
“Cepetan donk Gin, buruann dehh, nanti tu anak dah kabur kemana”
“Iya Bang, sabarrr -_-“
Aku dan Bang Saleh berlari mengejar pemuda itu. Kami terus mengejar, dengan semangat 45, kami tak peduli jalanan basah dan tak takut terpeleset. Gagah berani, aku dan Bang Saleh melangkah. Dari kejauhan. Kami melihat keramaian dan sesak sekali, banyak warga kumpul dan berkerumunan di depan rumah Pak RT.
“Bang, ada apa sih? Kenapa ramai banget” tanyaku heran
“Mana abang tahu, lahh,gimana uangku yang dicopet pemuda tadi?”
“Ya, kita lihat sebentar aja” kataku dengan tenang
“Yowes lah Gin, sebentar aja”                                                                   
Tanpa berpikir panjang, aku dan Bang Saleh menyatu dengan warga dan berkerumun melihat pemandangan yang tak seperti biasa sangat ramai di depan rumah Pak RT. Astaga, itu pemuda yang menabrakku tadi. Kakinya terluka dan yang lebih parah lagi, tangan kanannya patah. Pak RT dan istrinya sibuk mengobati luka pemuda itu. Merinding, aku melihat darah yang berceceran dari kaki kirinya. Suara ibu-ibu cuap-cuap ku dengar. Terkejut sekali,mendengar celotehan ibu-ibu itu. Karena takut dari serbuan warga yang mencari dirinya. Pemuda itu sempat naik ke atas atap dan nekatnya lagi,ia meloncat dari lantai 2 di rumah Pak RT.
“Aduhh, nekat bangeett sih, kataku dalam hati”
Tiba-tiba saja,aku,warga desa,Pak RT beserta istrinya terkejut mendengar suara Bang Saleh dan ia berteriak histeris.
“Astagfirullah, kamu ini kan yang mencopet uangku,kembalikan uangku,itu mililkku. Kamu tak pantas mengambil uang milik orang lain” Kata Bang Saleh kesal dan wajahnya berubah merah padam
Pemuda itu dengan wajah pasrah mengembalikan uang milik Bang Saleh, dan ia minta maaf.
“Maafin aku Bang, aku malu dengan ulahku, aku janji tidak mengulanginya lagi”
                “Makanya, jangan copet uang milik orang lain,semoga kejadian ini menjadi pembelajaran untukmu” Kata Bang Saleh dengan berbaik hati memaafkannya
                “Iya  bang, terima kasih, aku berjanji” Pungkas pemuda itu dengan singkat menjawabnya.
                “Oke, aku tidak akan melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib, yang penting,kamu gak nekat lagi curi ataupun copet uang milik orang lain”
                “PEACE bang, saya janji dehh, makasih Bang udah maafin saya” Kata pemuda itu lagi.
                Pemuda itu bisa lega, karena dia tidak dilapor kepihak berwajib. Kasihan banget sih, melihat kondisinya bisa separah itu,tapi,beruntung banget, ia bisa diobati dan tangan kanan dapat diurut oleh Pak RT. Kaki kirinya juga bisa diobati dengan obat-obatan tradisional dari ramuan rancikan ala istrinya Pak RT. Pak RT baik banget dan tidak mempersoalkan kejadian itu.

                Lega dah rasanya, kejadian itu tak berakhir dengan pertengkaran hebat. Huft, Bang Saleh akhirnya bisa senang karena uang gajinya masih utuh. Aku dan warga desa lainnya membubarkan diri. Kejadian itu menjadi pembelajaran berharga agar tidak ceroboh dalam bertindak.
                Sore berganti dengan malam. Bintang dan bulan lengkap bertaburan di atas langit. Gelap, ya sangat gelap, pertanda hari sudah sangat malam. Pukul 21.30, aku masih sempet online di facebook, tak ada yang menarik, obrolan chat terbuka,tak ada satu pun sahabatku yang online. Aku berpikir, ya, mungkin, mereka sudah tidur. Mataku masih tetap saja terbuka, rasa kantuk pun belum menyerang. Padahal,jam segini,aku biasanya sudah terpulas tidur diatas kasur. Daripada melongok gak jelas, lebih baik aku liat blog pribadiku.
                Aku buka blog pribadiku. Hoalah, sudah sangat lama tak ku update blog ini. Ingin saja ku tumpahkan unek-unek, tapi, mataku mulai diserang dengan rasa kantuk. Ibuku mengingatiku.
“Gina, ini udah malam, belum ngantuk?” Suara Ibu membuyar keseriusanku di depan netbook.
“Ehh, ini juga udah ngantuk, Bu, entar lagi, Gina mau matiin netbook-nya?”Jawabku dengan rasa kantuk yang luar biasa.
“Oh ya Gin, ibu denger-denger, tadi sore,ada pemuda loncat dari atap rumah Pak RT?” tanya Ibu dengan rasa penasaran.
“Hmm, bener bangett Bu, pemuda itu takut di kejar warga, eh mungkin, karena ketakutan, dia akhirnya loncat dan jatuh sampai-sampai kaki kirinya terluka dan tangan kanannya patah” kataku sambil menjelaskan kepada Ibu
“Ckckck, trus pemuda itu gimana keadaannya,Gin”?
“Ya seperti itulah Bu, dia diantar pulang kerumahnya sama Pak RT dan istrinya”
“Oh gitu” jawab ibu singkat.
“Ibu, Gina mau bobok dulu, ngantuk”.
“Iya sayang, selamat malam”.
“Ya bu”, kataku sembari dengan senyum lepas.

                Aku menuju kamarku dan badanku sudah sangat lelah. Aku rebahkan badanku yang lelah itu diatas kasur. Bantal berwarna pink bermotif bunga itu kutarik, ku tindihkan dengan kepalaku. Ahh, aku membaca doa sebelum tidur. Mataku terpejam. Zzzz…
Keesokan paginya, Rabu, 16 Mei 2012, jam 06.00,aku bangun sangat pagi. Sadar, kalau hari ini aku akan melihat pengumuman hasil tes wawancara di Universitas Mandala. Aku mandi, berganti dengan pakaian rapi,sarapan pagi, dan chaoo ke Universitas Mandala, pamit dengan ibu.
“Bu,aku pergi dulu ya,mau lihat hasil tes wawancara di Universitas Mandala, doain Gina ya” Kataku memohon doa restu pada Ibuku tercinta
“Tentu, ibu doakan  nak, sukses ya sayang”
“Iya bu, sayangg ibu selalu, hehehe…”
“Kamu bisa aja nak, Ibu juga sayang sama kamu”
Ibu mengusap kepalaku dan mengecup dahiku. Aku pun pamit .dengan Ibu. Brumm, motorku berbunyi. Yap!. Ku laju dengan pelan motor vespaku berwarna hijau.
***
Sampai di Universitas Mandala
                Motor vespaku kuletakkan dan parkir dideretan paling kanan, dengan percaya dirinya, aku letakkan motor antik itu di parkiran mahasisiwa. Kendaraanku berjejer dengan kendaraan motor lainnya yang kinclong dari mio sampai motor king. Wah.. aku kaget bukan kepalang, ternyata di ujung paling kiri, ada motor Ninja warna hitam dan helmnya itu, tak salah lagi,itu milik Zaldy, yang terparkir didaerah parkiran mahasiswa. Tapi,aku tak terlalu menghiraukannya.
“Lagian, dia juga udah lupain aku khan? Arghh, sudahlah.Stop,thinking about him, disini khan, aku mau melihat pengumuman kelulusan,bukan melihat dia,”pikirku dengan rasa kesal.
“Coba tenangkan dirimu, Gin” ucapku pada diriku sendiri.
                Akhirnya, dengan wajah tenang. Aku berjalan seorang diri, aku tak begitu malu dengan kerumunan banyaknya mahasiswa dan mahasisiwi disini. Aku tetap saja berjalan tanpa rasa malu dan grogi menuju papan pengumuman di dekat ruang kantor khusus dosen. Ku lihat papan pengumuman itu, yups.. Nama ku ada disini, “Gina Putri Wulandari”.Aku lulus dan resmi menjadi calon mahasiswa baru di Universitas Mandala. Alhamdulillah, luar biasa!
                Senang rasanya, akhirnya aku lulus. Aku pun berjalan menuju parkiran, tiba-tiba, ku dengar suara yang memanggilku.”Ginaaa,Ginaa”. Teriak pria itu histeris
Aku menoleh kebelakang, dan Pria itu melambaikan tangannya kearahku. Siapa lagi kalau bukan “Zaldy Dwi Prasetyo”.Wajahku mendadak cemberut. Haduh, tapi, karena ku pikir, dia sudah memanggil ku dengan senyum ramah ciri khasnya. Akhirnya, wajahku pun ikut tersenyum walau dalam hati sebenarnya terpaksa.
“Eh,Apa kabar Gina”? tanya Zaldy penuh dengan basa-basi
“Baik kok”jawabku singkat
“Selamat ya, kamu terima di Universitas Mandala” katanya dengan senyum lebar
“Makasih”kataku singkat
“Gina, aku boleh bicara sebentar gak sama kamu”? Tanya Zaldy dengan wajah serius
“Emangnya ada apa?”
“Gak, tapi kita kekantin dulu,aku haus, kita bicarakan saja di kantin kampus”
“Oke” kataku kali ini sangat singkat
Aku dan Zaldy menuju ke kantin kampus.Di kantin kampus, belum tampak keramaian, hanya ada beberapa orang mahasiswa dan mahasisiwi yang lagi asyik ngobrol dan duduk dengan santai di kantin kampus sambil menikmati makanan dan minuma. Aku dan Zaldy duduk dikursi kantin milik Bu Wati.
“Tunggu sebentar, aku pesan minuman dulu, kamu mau,Gin?”
“Oh gak usah, gak haus, makasih penawarannya”
“Oh gitu, iya deh kalo gitu” jawab Zaldy sambil mengiyakan pembicaraanku
Tanpa waktu lama, minuman yang dipesan oleh Zaldy datang. Seperti biasanya, Zaldy selalu memesan es teh manis.Itu minuman favoritnya. Zaldy membuka pembicaraan.
“Gina,aku masih sayang sama kamu”. Zaldy memegang tangan kananku.
“Maksud kamu, apa?” Aku mencoba melepas genggaman erat tangannya.
“Gin,tolong dengarkan alasanku dulu,biarkan aku yang menjelaskan semuanya,”. Tangannya makin erat dan kuat, mencoba untuk tidak melepaskan tangan kananku.
          “Terus, kenapa, aku coba hubungi kamu, telpon kamu,sms kamu, tapi tak ada satu pun jawaban ataupun balasan sms dari kamu, maksud kamu apa? Udah jelas,kamu udah putusin aku empat hari yang lalu, kenapa kamu bilang gitu ke aku? Belum puas , udah nyakitin aku.Udah lepasin tanganku!!”Kataku dengan nada tinggi.
                “Gin, aku janji gak akan terlalu sibuk dengan semua urusanku dan tidak bersikap acuh, aku janji tidak akan nyia-nyiakan perhatian dari kamu, walaupun lewat sms ataupun telpon dari kamu.Aku akan coba luangkan waktuku untuk bisa berkomunikasi dengan kamu, (Aku masih sayang sama kamu).”
                Air mataku terjatuh menahan semua luapan emosi, derai air mata bukti bahwa aku masih sangat mencintainya, tapi, tak mungkin, aku sepenuhnya PERCAYA dengan janjinya, dan terlampau sering, dia membuat hatiku sakit, karena,selama 5 bulan,kami menjalin hubungan.Dua bulan akhir-akhir ini, tak ada komunikasi dari Zaldy.
 Zaldy mencoba mengusap air mataku yang jatuh di pipi kanan dan kiriku. Orang-orang disekelilingi kami, seolah tak begitu memperhatikan ucapan dan kejadian yang terjadi diantara kami berdua.
                Akhirnya, aku mulai membuka lagi pembicaraan itu
                “Zaldy, maafkan aku, tak mungkin kita bersama kembali, apalagi, aku tahu kamu sibuk dengan urusanmu. Aku tak bisa pahami keadaanmu. Sedangkan, aku bukan wanita pengertian yang tahu dengan keadaanmu selama ini. Tolong, jangan katakan lagi kata-kata itu.Biarlah kamu pilih yang terbaik untuk hidupmu,ku tak ingin mengusik atapun menyusahkanmu.”
                Dengan suara serak basah dan isak tangis, aku menolaknya secara halus dan berharap Zaldy mengerti apa maksudku. Zaldy pun mengiyakan dan mengerti maksudku, walaupun,wajahnya terlihat penyesalan yang mendalam. Zaldy mengusap air mataku dan ia mengatakan sesuatu padaku
““Jika itu maumu, aku tidak akan mengungkitnya kembali. Terima kasih atas kejujuranmu, aku tak akan pernah melupakanmu menjadi bagian yang terpenting dihidupku. Kata Zaldy dengan wajah penuh kekecewaan.
                Zaldy pun beranjak pergi dariku dan meninggalkan kantin kampus. Aku hanya bisa dia, tanpa berpikir panjang. Aku meninggalkan kantin dan kampus itu. (Bersambung)

Haha,, ni lanjutaann ceritanya, silakan dibaca :D

                Berlari sekencang-kencang, menuju arah parkiran. Ku menuju arah pulang, motor vespa ini aku lajukan dengan kecepatan tinggi. Sepanjang perjalanan, konsentrasiku buyar dan masih saja terdengar, suara lirih tangisanku. Karena, tak bisa berkonsentrasi dengan baik dan masih memikirkan kejadian di kantin kampus. Motor vespaku hampir saja mau masuk ke dalam lubang yang dalam dan lubang itu sangat dalam di pinggir kiri jalan. Wush, ku elakkan dan hempaskan motorku ke sebelah kanan. Fiuhh..
“Terima kasih Ya Allah, aku masih selamat, fiuhh, untung aja gak sampe masuk ke lubang tadi.”, ucapku syukur
                Konsentrasiku kembali menajam dan mataku selalu waspada melihat dengan seksama yang ada disekitar jalanan yang ku lalui bersama motor vespaku yang antik. Rasa sedih berubah menjadi senyum ketika di simpang jalan. Aku melihat pertunjukkan topeng monyet.
“Tak,duk,tuk,tak, duk”..
Bunyi gendang yang dimainkan oleh pawang monyet itu mampu mengalihkan perhatian dan rasa penasaranku. Ku hentikan saja laju motorku dipinggir kanan jalan, dekat deretan pedagang kaki lima yang sedang berjualan dan mencari nafkah. Kakiku berjalan kearah pertunjukkan topeng monyet, penonton tertawa menikmati aksi lucu dan kepandaian tingkah laku monyet. Ramai dan riuh seperti menonton sepak bola, hahaha.. Tak heran, aksi monyetnya beneran lucu. Belum selesai menikmati aksi lucu monyet.Tiba-tiba saja, teringat akan sesuatu. Pikiranku kembali flashback ke masa lalu.

 Aku pernah mengajak Zaldy melihat pertunjukkan topeng monyet dijalan.Wajahnya ketakutan melihat topeng monyet lucu yang sedang beraksi ditengah-tengah keramaian penonton. Zaldy sangat anti sekali dengan makhluk yang bernama “monyet”. Menurutnya,dia pernah dikejar oleh emaknya monyet atau induk monyet karena Zaldy mengganggu anaknya.Pada saat itu, Zaldy sedang iseng-isengnya lemparin batu kearah anak monyet yang sedang asyik tidur. Weleh, Zaldy ada-ada aja, aku sampai tertawa terbahak-bahak jika mengingat ceritanya apalagi kalau dia lihat monyet atau lihat pertunjukkan topeng monyet, raut wajahnya itu loh, mendadak aneh dan ketakutan. Hehe, Zaldy, Zaldy, kamu itu gemesin tau!

Tapi, aku kini sadar, tak bersanding lagi bersamanya. Takkan lagi kulihat senyumnya, wajahnya yang mendadak aneh dan ketakutan. Semua hanya tinggal cerita saja. Huft, sadar, dirimu yang dulu ku kenal, tak sama seperti dulu, kau yang dulu dengan yang sekarang jauh berbeda, dan takkan sama. Bahkan, untuk kembali merajut tali cinta bersama Zaldy, tak mungkin, bagiku.
Bahu kananku ditepuk seseorang dengan halus.
“Mbak, uangnya,tolong kasih seikhlasnya ya” kata pawang monyet itu dengan senyum ramah
Terkejut, karena sudah sangat lama.Aku berpikir dan merenung, sampai-sampai, tak sadar, jika pertunjukkan topeng monyet sudah selesai.bergegas saja, aku memberi lembaran uang sebesar sepuluh ribu rupiah yang ku keluarkan dari tas kecilku berwarna kuning.
“Ini Bang, uangnya” dengan balasan senyuman dan tangan kananku memasukkan uang itu ke dalam kardus kecil berwarna coklat
“Wah, terima kasih banyak Mbak”.
“Ya, sama-sama
Orang-orang disekelilingi berbalik arah meninggalkan kerumunan dan pertunjukkan topeng monyet. Lekas saja,aku tinggalkan tempat itu, menuju motor vespaku yang sudah lama menanti kedatanganku. Langkahku terhenti seketika. Mataku terbelalak, melihat sosok laki-laki yang mengendarai motor ninja berwarna hitam. Dia berboncengan dengan seorang wanita yang tak ku kenal, wanita itu sangat mesra dengan laki-laki itu. Ada apa dengan Zaldy? Terungkap semua kebohongannya selama ini, ternyata, memang benar dugaanku, dia sudah menjalin hubungan dengan seorang wanita. Zaldy pun terperangah melihatku. Wajahku berubah sinis dengan tatapan tajam. Dia menghentikan laju motornya dan turun dari kendaraannya. Wanita itu diam membisu tanpa ada kata-kata. Zaldy menjelaskannya
“Gin, ini Evha, dia,dia, diaa, diaa....”kata Zaldy sambil menjelaskannya walaupun terbata-bata.
“Terus, mau kamu apa? Kenalkan dia padaku, udahlah, gak usah sok bilang sahabat, bilang aja itu pacar baru kamu khan?”.Jari telunjukku mengarah kearah wanita itu.
“Terus, kalo aku pacarnya Zaldy masalah buat kamu?” Cewek itu seolah bergaya dengan angkuhnya.
Dengan sabarnya, aku menghadapi wanita itu. Aku pun mencoba menenangkan diri dan berkata sesuatu kepada wanita cantik itu.
“Oke, gak usah banyak basa-basi, kamu pacarnya Zaldy khan? Hehe, selamat ya! Smoga kalian awet-awet aja. Maaf ya,gak ada maksud untuk bicara seperti itu. Zaldy sangat beruntung punya pacar secantik kamu” Kataku sambil memuji.
“Maaf ya, kamu temannya Zaldy ya?” Tak enak hati wanita itu minta maaf padaku.
“Iya, gak apa-apa, udah dulu ya aku pulang” kataku dengan wajah senyum walaupun dalam hatiku sangat kecewa.
“Iya” Wanita itu pun tersenyum padaku.

  Zaldy hanya bisa diam melihatku berkata seperti itu.Wanita disebelah Zaldy sangat senang bisa memperkenalkan dirinya padaku. Rasanya hatiku ngenes banget melihat kemesraan mereka. Tapi sudahlah, aku yakin Zaldy sangat bahagia dengan wanita pilihan hatinya. Tak ada lambaian tangan yang hangat dariku kepada keduanya Aku langsung beranjak pergi dan mengendarai motor kesayanganku. Langsung saja, aku lajukan motorku menuju arah pulang ke rumah.

Sesampai dirumah

“Assalamu’alaikum, Ibu, Gina sudah pulang”
“Walaikum salam Gin, gimana hasil tes wawancaranya?”
“Alhamdulillah, Gina udah resmi jadi mahasiswa di Universitas Mandala”
“Wah, syukurlah sayang. Ibu seneng banget, Gina capek ya, istirahat dulu ya”
“Iya Bu’, Gina ke kamar dulu ya”
Kakiku menuju ke kamar. Rasa lelah campur kecewa berkecamuk dalam hatiku. Jantungku rasanya mau copot, kecewa tak karuan. Hatiku berkeping-keping melihat kejadian itu.   
“Astagfirullahalzim! Ya Allah, hatiku berkecamuk banget hari ini, sabarkan aku ya rabb,”kataku memohon dalam hati sambil memikirkan sejenak kejadian itu.
Kring-kring. Bunyi handphoneku, langsung saja, ku angkat.
“Halo, Gina, Ini Fiona”
“Eh kamu, kenapa say? Tanyaku menyelidiki.
“Hehe, enggak koq, gimana dengan hari ini? pasti seneng udah dapet di Universitas swasta favorit, ayo donk, makan-makan.. hahaha”kata Fiona dengan nada bercanda.
“Haha,nanti urusan itu, gampang say. Uups, sampai lupa ni. Eh Fin, aku mau cerita sama kamu!”
“Cerita apa?”
“Tadi, aku bertemu Zaldy lagi jalan sama ceweknya. OMG! “
“Apa!", cepet banget itu anak dapetin temen special yang baru”
 “Aku ucapin selamat aja kepada mereka, hehe”Kataku dengan tawa geli.
“What! Trus gimana dia?” Tanya Fiona dengan nada terkejut.
“hehe,ya,Zaldy diam aja.Ya,mau gimana lagi? Toh, dia juga udah bahagia sama ceweknya!”
“Benar juga sich, jangan sedih ya sayang.Oh ya,besok pagi, jangan lupa buka pintu dan pasti di depan pintu rumahmu, udah ada NANO magazine. Mudah-mudahan cerpen kamu udah dimuat ya sayang, Good luck!”
“Aminnnn.. Oki dokie sayang, hehe, thanks berat, hmuachhh” dengan nada bercanda dan konyol. Aku pun tertawa.
“Ada-ada aja deh kamu, say, hehee,, iya dehh, siplah, byee!
“Bye!”
Handphone ku mati, aku lupa harus segera mandi dan waktu pun sudah menujukkan  pukul 18.00. Bergegas ke kamar mandi.
                                Sesudah selesai mandi, aku berganti baju, merapikan rambut dengan sisir, dan aku pun beristirahat di tempat tidur. Jujur saja, masih memikirkan kejadian itu. Ibuku datang dan menemuiku dikamar.
                                “Gina sayang, kenapa wajahmu tampak sedih?” tanya ibu heran melihat wajahku tampak begitu sedih.
                                “Ibu, bagaimana sih rasanya menghapus kenangan bersama orang yang pernah kita sayang?” tanyaku dengan polos
                                “Hehe, ibu tau,kamu pasti lagi mikirin Zaldy khan? Ya sudahlah sayang, dia bukan yang terbaik untuk kamu, masih banyak orang yang menyayangi kamu,sahabatmu Fiona dan Ibu sangat mencintai kamu.Gina mesti fokus belajar dan sekolah, kumpulin banyak prestasi, kalo masalah cowok gak akan habisnya, ibu gak mau kamu sedih seperti ini. Zaldy itu bukan yang terbaik untukmu, ambilah sisi positifnya, mestinya ini dijadikan pengalaman, agar kamu, jangan mikirin cowok dulu. Prestasi dan sekolah itu mesti harus kamu kejar”Nasehat ibu dengan panjang lebar.
                                “Terima kasih nasehatnya Bu, aku sayang Ibu”. Aku memeluk ibu dengan erat.
                “Hehe, iya sayang,Ibu juga sayang kamu, ya, sampai lupa Gina, ibu udah siapkan makan   malam”.
                                “Wah, asyik!” kataku sangat girang.        
             “Yuk, kita ke dapur sama-sama”
                                “Oke Bu”
                                Woww…ternyata ,ibu menyiapkan semua makanan kesukaanku yang sudah dimasak beberapa menit yang lalu, mataku langsung saja melirik kesana kemari. Wow..wow..ada spaghetti, terus ada kue risol, ada sup hangat, nasi goreng, dan satu lagi es jeruk dingin.Slurp, perutku mendadak lapar, aku tidak sabar menyantap semua makanan ini. Tapi, tidak boleh lupa untuk meletakkan semua makanan lezat ini diatas meja makan. Aku harus membantu ibu.
                                Gerakanku cepat, meletakkan semua makanan lezat ini. Ya,semuanya udah komplit dan tidak lupa minuman segar es jeruk diatas meja makan.
                                “Bismillahirahmanirahim”, ucapku dengan rasa syukur.
                                Satu piring spageti, dua potong risol, tiga piring sup panas, nah, nasi gorengnya mau aku santap habis. Ibuku terheran-heran dengan porsi makanan yang jumlahnya super duper besar. Gak seperti biasanya.
                                “Gin, makannya pelan-pelan sayang, jangan dihabisin semua”Ibu mengingatiku
                                “Habis, perutku lapar Bu, makanannya lezat lagi, hihii”.Aku tertawa
                                “Ayo, jangan ada yang tersisa, oke cantik”
                                “Sip Bu”, wajahku senyum sumingrah.
                                Saking asyiknya menyantap semua makanan lezat buatan ibu, aku jadi kekenyangan tapi tak ada yang tersisa, semuanya habis aku santap.
                                “Bu, aku beresin semuanya, aku cuci piring dan gelasnya”.
                                “Iya sayang, gimana makanannya?” tanya ibu penasaran.
                                “Uenak bangeett Bu”, kataku memuji masakan ibu.
                                “Wah, bagus deh”
                                “Bu, aku cuci piring dulu ya”,
                                “Ya sayang”
                                Aku sendiri ke dapur dan mencuci semua piring dan gelasnya. Eak, semuanya udah usai ku cuci, tanpa meninggalkan busa yang tersisa. Aku meletakkan piring dan gelasnya ke dalam rak piring. Selesai deh. Badanku berbalik arah dan menuju ke kamar.
                                Ku pasangkan headset dan memasang MP3 yang ada di handphoneku , lagu yang ku dengarkan yaitu lagu “Tinggal kenangan”, penyanyinya itu Gleen Freiz, itu loh. Penyanyi jazz,suaranya merdu dan keren deh, bahkan setiap lagu yang dinyanyikannya nusuk dan menyentuh hati. Aroma kesedihan setiap lagunya yang dinyanyikannya bener-bener buat hatiku sedih, kalau lagunya ngebeat dan ceria, pasti, aku ikutan senang mendengarkan lagunya Gleen Freiz. Keren TOP Marko TOP.
                                Aku hanya bisa meneteskan air mata, jika mendengar lagu “Tinggal kenangan”

Ini bait lagunya.
                Semuanya tinggal kenangan
                Tak akan ada lagi semua canda tawamu
                Tak akan ada lagi kesedihanku bersamamu
                Ku lewati hari-hariku sendiri tanpamu
                Biarkan semuanya jadi kenangan kita
                Aku akan pergi,
  Bersama perihnya hati ini

  Bait lagunya seolah mengembalikan memori semua tentangnya, tapi, sekarang hanyalah kenangan. Sekarang sudah pukul 21.00, mataku sudah sangat mengantuk,terasa sangat berat dan aku tertidur sangat pulas diatas kasur. Lagu tinggal kenangan itu tiba-tiba berhenti, karena baterai handphoneku sudah hampir sekarat.

Keesokkan paginya

PUKUL 06.00
Wah udah pagi, aku bangun dari tempat tidur. Langsung saja, aku buka pintu. Ternyata, NANO magazine udah ada didepan mata, aku ambil majalahnya yang tergelatak di lantai rumah. Ku buka di halaman 8. Nahh,ini dia cerpenku. SENANGNYA!
“Tampil juga cerpenku, asik”,kataku girang
Ada rubrik baru ni, tentang kata-kata mutiara. Apa ya? Aku pun sangat penasaran. Aku membacanya dengan seksama, bikin kagetnya, ada kata-kata seperti ini :
“Hidup itu pilihan, jangan pernah sesali yang terjadi. Biarkanlah semua yang terjadi dihidupmu menjadi sebuah kenangankenangan indah masa lalu hanya untuk dikenang, bukan untuk diingat-ingat. Rasa takut kehilangan seseorang bukanlah untuk ditakuti ,tetapi untuk dihadapi. Orang bijaksana selalu melengkapi kehidupannya dengan banyak persahabatan.
Kutipan itu sempat terbaca di majalah kesayanganku pada halaman 15. Tersentak saja,mulutku diam terkunci dan tak banyak berkata melihat kata-kata itu. “Wah, amazing!” pikirku. Aku baca berulang-ulang setiap untaian kalimat itu. Perfeksionis, kata-kata itu mampu menyihir pikiranku dan untuk tidakFlashback mengenang masa lalu. Seketika saja,ada keceriaan dan bibirku sedikit tertarik naik keatas karena senyum lebar yang menghiasi wajahku. Berpikir “Ayo semangat, semangaaatt, dunia belum berakhir loh”.
Semangat dan keceriaan kembali warnai hari-hariku penuh dengan colorful tik tok magic. Keluarga dan sahabat sepertinya menjadi pelengkap penyemangat. Mereka lebih dari sekedar teman biasa, yang paling sangat,sangat,sangat membuat bahagia,aku merasakan rasa sayang dan cinta mereka lebih tulus. Eh stop dulu,aduh,kenapa galau lagi, gawat ada obatnya gak ? tiba-tiba muncul pertanyaan.
“Mengapa harus menangis, mengapa harus sedih, mengapa harus kecewa lantaran seseorang yang pernah datang dan pergi silih berganti di kehidupanku,apakah aku harus menyesali semua pertemuan yang terjadi?”
Pertanyaan itu merajai otak dan pikiranku seolah pertanyaan-pertanyaan itu menghujamku seperti batu kerikil besar yang baru saja turun dari gunung,gubrakk...,sedangkan disisi lain,masih ada yang care dan perhatiannya sangat membuatku terharu, yaitu mereka lagi, Fiona dan Ibu tetap special bagiku. Syukur rasanya, ada yang bisa menyemangati dan mengobati kegalauan selama ini. Mereka membanjiri dengan kata-kata bijak dengan alunan kebaikan setiap kata yang ku dengar dari bibir mereka tak pernah kulupakan hingga masih tergiang di telinga dan sampai kini masih lengket dibenakku. Pertanyaan-pertanyaan itu akhirnya bisa terjawab sendirinya, karena sering dengar kata bijak dari mereka. Rasanya bahagia bercampur senang kalau bisa menemukan jawabannya. Beruntung sekali rasanya! Ibu dan Fiona, kalian tetep number one in my heart forever. Ya Allah, semoga mereka selalu dalam kebaikanMu dan aku sangat menyayangi mereka, izinkan,aku untuk membahagiakan mereka,amin :)

Selamat tinggal kenangan masa lalu
Aku akan tersenyum kembali dengan cerita yang baru, biarkan kenangan itu pergi dariku .
Semangat, semua yang terjadi belum berakhir !

*The End*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar