KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah
ini ditulis untuk memenuhi tugas geografi. Selain itu, makalah ini di tulis
dengan tujuan untuk memeperjelas materi-materi yang telah di bahas dalam
pelajaran geografi satu tahun kemarin. Dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang “Pola Persebaran Dan Interaksi Spasial Antara Desa Dan Kota”
Penulis
sadar masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapakan saran dan kritik yang membangun agar menjadi lebih
baik.
Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat untuk berbagai pihak, terutama pelajar.
Maret,
2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Interaksi desa dan kota sangat
penting. Interaksi desa dan kota dapat dilihat dari beralihnya mata pencaharian
masyarakat desa dari agraris ke nonagraris, munculnya pengelaju karena didukung
oleh sarana transportasi yang memadai, perdagangan hasil pertanian dan
industry, dan kemajuan dibidang pendidikan. Oleh karena itu, interaksi kota dan desa
sangat menentukan pola persebaran masyarakat desa dan kota. Hubungan desa dan
kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari kepentingan masyarakat kota,
interaksi desa-kota unyuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan bahan dasar
industry. Ditinjau dari masyarakat desa, interaksi desa-kota mendorong
masyarakat desa untuk mencari pekerjaan di kota dan memenuhi kebutuhan
fasilitas pelayanan masyarakat, seperti pusat perbelanjaan. Sehingga masyarakat desa dan kota saling membutuhkan.
Pembatasan masalah
Makalah
ini membahas tentang pola persebaran dan interaksi spasial antara desa dan
kota.
Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan desa?
2. Apa
yang dimaksud dengan kota?
3. Bagaimana
pemanfaatan lahan untuk pemukiman?
4. Bagaimana
dampak pertumbuhan pemukiman?
Tujuan makalah
Makalah ini di buat untuk memberikan
informasi kepada pelajar tentang pola keruangan masyarakat desa dan kota.
Manfaat makalah
Makalah
ini di tulis dengan tujuan untuk memeperjelas materi-materi yang telah di bahas
dalam satu tahun kemarin.
BAB
II
PEMBAHASAN
Desa merupakan permukiman penduduk yang
terletak di luar kota dan mata pencharian sebagian besar penduduknya di bidng
agraris. Menurut Paul H.Landis menyatakan bahwa desa merupakan suatu wilayah
yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri: Mempunyai interaksi
antar manusia sangat kuat,memiliki pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan dan kebiasaan,cara berusaha bersifat agraris yang sangat dipengaruhi
oleh keadaan iklim,dan pekerjaan-pekerjaan yang bukan agraris hanyalah
pekerjaan sambilan
Menurut
Binarto, desa memiliki tiga unsur utama yaitu:daerah, penduduk, dan tata
kehidupan.
Potensi
desa sebagai berikut:
Potensi
fisik meliputi:lahan, air, iklim, ternak, dan penduduk.Potensi non fisik adalah
sifat gotong royong, lembaga sosial, dan kesiapan aparatur atau pamong
desa.Struktur desa mempunyai penggunaan tanah untuk perkampungan meliputi : bentuk
perkampungan linier, bentuk perkampungan memusat, dan bentuk perkampungan
terpencar.
Penggunaan
tanah untuk kegiatan ekonomi
Menurut peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1980 menyebutkan kota dibagi kedalam 2
pengertian: Kota sebagai suatu wadah yang memiliki atasan administrative
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.Dan Kota sebagai suatu lingkungan
kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri-ciri non agraris, misalnya ibukota
kabupaten, ibukota kecamatan, dan berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan
permukiman.
Struktur
ruang kota dapat diukur berdasarkan:
Kerapatan bruto, bagi industry ialah
ukuran yang meliputi bangunan gudang, tempat parker, tempat bongkar muat, rel
kereta api, dan jalan didlm kawasan pabrik, ruang terbuka, ruang yang belum
terpakai, dan sebagainya.
Kerapatan neto, bagi industry ialah
ukuran yang hanya meliputi bangunan pabrik, gudang, tempat prkir dan tempat
bongkar muat saja.
Struktur
ekonomi kota yaitu:
Kegiatan ekonomi dasar, kegiatan ini
meliputi pembukaan dan penyaluran barang dan jasa yang berasal dari industry,
perdagangan, hiburan, dan lainnya untuk keperluan luar kota atau dikirim
kedaerah sekitar kota.
Kegiatan ekonomi bukan dasar,
kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk keperluan
sendiri yang disebut juga kegiatan residensial dan kegiatan pelayanan.
Struktur
intern kota: Teori sektoral,teori konsentris, teori inti ganda, teori poros,
dan teori historis.
Interaksi antara desa dan kota dapat
terjadi karena bebegai factor antara lain: Peningkatan pengetahuan penduduk
desa,Perluasan jaringan jalan anatara desa dengan kota,Pengaruh budaya kota
terhadap desa dan Kebutuhan timbal balik antara kota dengan desa.
Pemanfaatan lahan untuk pemukiman: alokasi
atau pembagian secara adil dan merata,pemanfaatan lahan secara efesiensi dan
optimal,penyediaan lahan secara mudah dan sesuai persyaratan,dan mencegah usaha
spekulasi untuk mendapatkan keuntungan ekonomis dari kegiatan investasi
pengembangan lahan
pengelolaan
lahan suatu wilayah dapat dilakukan dengan langkah: konsolidasi tanah (KT),
pengembangan dan pembangunan kawasan siap bangun pengembangan, pembangunan kota
baru
Dampak
pertumbuhan permukiman terhadap kualitas lingkungan hidup:
Pemukiman kumuh
Lokasi
di sepanjang halaman belakang kota,lokasi di pinggiran kota dan lokasi di
pinggiran sungai atau rawa-rawa
Degradasi kualitas lingkungan
A. Degradasi
kualitas lingkungan fisik
Pencemaran air,
pencemaran udara, dan pencemaran suara.
B. Degradasi
kualitas lingkungan social
kepadatan lalu lintas kendaraan,
kepadatan perumahan penduduk kota,sampah, dan bangunan yang tidak terawat.
Perbedaan interaksi desa-desa,
desa-kota, kota-kota
Interaksi
desa-desa
interaksi antara desa dengan desa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat beupa kebutuhan pokok.
Interaksi
desa-kota
Ditinjau dari kepentingan masyarakat kota, interaksi desa-kota unyuk pemenuhan
kebutuhan bahan pangan dan bahan dasar industry. Ditinjau dari masyarakat desa,
interaksi desa-kota mendorong masyarakat desa untuk mencari pekerjaan di kota
dan memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat, seperti pusat
perbelanjaan.
Interaksi
kota-kota
Interaksi kota-kota dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan non pangan,
yaitu pemenuhan barang industry dan fasilitas kota.
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Dari
hasil makalah tadi dapat disimpulkan bahwa interaksi desa dan kota dapat saling
mempengaruhi dalam berbagai factor. Terutama untuk bahan makanan pokok yang mana kota sangat
tergantung pada desa. Selain itu, padatnya pertumbuhan pemukiman akan berdampak
pada kualitas lingkungan hidup seperti pencemaran air dan lain-lain.
Saran
Dari hasil makalah tadi dapat diambil saran antara
lain:
Harus adanya
pengelolaan yang baik terhadap keruangan desa dan kota, sehingga interaksi desa
dan kota dapat berjalan lancar serta harus adanya peanggulangan degradasi
kualitas hidup yang disebabkan karena padatnya pertumbuhan pemukiman.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukmawan,
Iwan. Geografi SMA Kelas XII. Sungailiat
Sandy,
IM dalam Kartono, 1989; “ Esensi Pembangunan Wilayah dan Penggunaan Tanah
Berencana” Departemen Geografi FMIPA-UI Jakarta.
www.
geografi departemen geografi FMIPA-UI. com
www.
undang undang Otonomi Daerah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar